WAKTU TIDUR KURANG DARI 8 JAM SEMALAM MENINGKATKAN RESIKO DEPRESI

WAKTU TIDUR KURANG DARI 8 JAM SEMALAM MENINGKATKAN RESIKO DEPRESI

BUNDAPOKER

AGEN POKERDi dalam sebuah studi yang baru saja dilakukan, jika seseorang kurang mendapatkan waktu tidur selama 8 jam semalamnya memiliki kaitan dengan pikiran yang mengganggu dan terus terjadi secara berulang-ulang. Seperti mengalami kegelisahan dan juga depresi.

DEWA POKERSeorang peneliti asal Amerika telah mempelajari durasi tidur orang-orang dengan tingkat sedang sampai tingkat tinggi berpikir negatif berulang.

TEXAS POKERKita sudah tahu bahwa membuat pikiran terjebak di kepala kita sebelum kita menurunkan dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas tidur. Dan sekarang sebuah penelitian menunjukkan bahwa tidur yang terganggu bisa membuat lebih sulit menyingkirkan pikiran negatif dalam kehidupan sehari-hari.

POKER ONLINEPara peneliti menemukan bahwa peserta yang paling sedikit tidur dan membutuhkan waktu terlama untuk tertidur, mengalami kesulitan untuk mengalihkan perhatian dari informasi negatif.

JUDI POKER"Sementara orang lain mungkin bisa menerima informasi negatif dan terus maju, para peserta mengalami kesulitan untuk mengabaikannya," catat penulis studi Profesor Meredith Coles.

BANDAR SAKONGTemuan ini menunjukkan bahwa gangguan tidur dapat mempengaruhi kemampuan kognitif yang diperlukan untuk mengalihkan perhatian kita dari rangsangan negatif.

SAKONG ONLINEDalam jangka menengah sampai jangka panjang, pikiran negatif obsesif ini bisa membuat kita lebih rentan terhadap berbagai gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi.

AGEN POKERPara peneliti bermaksud untuk melakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana durasi siklus tidur dapat menjadi faktor penyebab gangguan psikologis.

DEWA POKERMempelajari siklus tidur dengan cara ini suatu hari nanti bisa membantu menciptakan strategi efektif untuk pengobatan kecemasan dan depresi, demikian saran studi tersebut. Hasil dari penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry.